Wisatawan atau Traveler? Kamu yang Mana

- 8 Agustus 2023, 11:40 WIB
Menjadi wisatawan atau traveler terkadang jadi pilihan. Kapan pilihan itu jadi tepat pada waktunya?
Menjadi wisatawan atau traveler terkadang jadi pilihan. Kapan pilihan itu jadi tepat pada waktunya? /Anggun Nugraha/image: Oliver Sjostrom on Unsplash

Sport-Tourism.ID – Banyak informasi bertebaran yang terhimpit antara mitos dan fakta tentang perbedaan tourist dan traveler; antara wisatawan dengan pengelana. Bahasa Indonesia sering kali menemukan jalan bercabang kalau tidak jalan buntu dalam hal memaknai kata asing. 

Hal ini sempat disinggung oleh Direktur Poltekpar NHI Bandung, Andar D. Gultom dalam paparan di depan stakeholder pariwisata Kota Bandung, dimana ‘tourism’ dialihbahasakan menjadi ‘pariwisata’ dan ‘kepariwisataan’ pada saat yang bersamaan, walau dalam bahasa Indonesia kedua hal tersebut bermakna sedikit berbeda. Demikian pula dengan istilah tour dan travel dimana pelakunya disebut tourist dan traveler. Dimana perbedaannya?

Baca Juga: myMARATHON 2023: Ubud Menyimpulkan Semua Event Lari

Tentang Bedanya Tourist dan Traveler

  1. Traveler Bepergian Lebih Lama

Mitos ini disebutkan dalam mypathtotravel.com oleh Karen Smedley yang sering mendengar bahwa traveler atau pengelana konon lebih lama beperjalanan dibandingkan wisatawan. Bila pun itu benar, dimana sebetulnya persoalan bagi mereka yang terdampak? Bisa lebih baik atau bisa sama saja di antara keduanya.  Wisatawan dan pengelana sama-sama mengunjungi daerah lain. Mana yang lebih lama, masyarakat lokal sulit memberi label.

 

  1. Traveler Suka Melibatkan Diri Dengan Warga Setempat

Karen Smedley menyebutkan bahwa ada sejuta cara untuk melibatkan diri dengan warga setempat. Persoalannya, bila seorang wisatawan tidak memilih untuk ikut berlomba panjat pinang artinya itu bukan kesukaan atau dunia permainannya. Sesederhana itu. Berbeda dengan rekan senegaranya yang melucuti pakaiannya dan lompat bersama anak kampung sini menaiki dan meluncur ratusan kali untuk mendapatkan hadiah saat tujuh belasan. Itu pun tidak membuat ia lebih baik dari temannya yang hanya duduk meminum kopi saset yang dibelinya di warung tepi sawah dengan harga lokal tapi membayarnya 10 US Dollar.

 Baca Juga: FIBA WORLD CUP 2023: Nikmati Aksi Pebasket Dunia di Jakarta!

  1. Tourist Bepergian Untuk Menikmati Pemandangan

Menurut Julia Zaremba dari GoAbroad.com, wisatawan sering diberi label ‘wisatawan’ karena tidak berani blusukan dan hanya melihat yang populer, pemandangan di A lalu ke titik B. Lebih banyak titik, lebih baik. Sedangkan pengelana lebih suka fokus di satu tempat, mendalami destinasi tersebut dan bahkan bisa memahami bahasa yang digunakan, dan cara hidup masyarakat. Perencanaan dengan itinerary adalah kejahatan bagi seorang pengelana.

 

Halaman:

Editor: Anggun Nugraha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah